Contact us

Kultwit saididu: Save Halim - Kisruh Pengelolan Bandara Halim Perdana Kusuma

Asiksaja.com - Kultwit | Sahabat asik, serial kultwit kali ini seputar kisruh pengelolaan bandar udara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Kultwit yang disampaikan pak Said Didu (@saididu) ini, menyoroti secara kritis pengelolaan bandara ke pihak Swasta tanpa proses tender.

Sebagai asset negara yang dikelola BUMN, seharusnya mekanisme pengelolaan Bandara Halim mengacu pada mekanisme terkait Undang Undang korporasi. Oleh sebab itu setiap kerjasama penggunaan asset negara haruslah mendapat persetujuan pengguna barang/asset dan kuasa pengguna barang/asset dalam hal ini tentu saja Menkeu dan TNI. Namun, anehnya dalam kontrak penyerahan pengeloaan bandar Halim Perdana Kusuma adalan Inkopau?

Pak Said Didu yang pada tahun 2009 pernah ditunjuk sebagai Ketua Tim Transformasi Bisnis TNI ini menjelaskan bahwa modus beralihnya pengelolaan Halim ke swasta ini menyerupai lepasnya eks Bandara Kemayoran dan Senayan. Dijelaskan juga bahwa telah banyak asset negara/BUMN yang berpindah ke swasta selain Kemayoran dan Senayan ada juga  Pondoh Indah, BSD, Sentul, Mekarsari, dan Hambalang. Menurutnya banyak pihak terlibat dalam permainan ini baik dari oknum parpol, oknum penegak hukum maupun oknum pengacara.

Nah apakah itu berarti bandara Halim sudah lepas? Diantara langkah yang bisa ditempuh untuk mencegahnya antara lain mengkaji tentang kebasahan kontrak Inkopau dengan TNI-AU maupun dengan Lion. Tekait Inkopau ini dapat dilakukan pemerinksaan status badan hukumnya apakah sudah sesuai dengan UU pertahanan dan UU Koperasi. Pemeriksaan juga dapat dilakukan di proses Inkpau dapat hak dari TNI AU, apakah sudah lewat mekanisme yang benar atau tidak. Periksa juga proses persetujuan dari panglima TNI, Menhan, Menkeu dan menhub yang prosesnya dimulai tahun 2006.

Bahkan menurutnya pemeriksaan juga perlu dilakukan pada proses pengadilan, karena modus 'membeli' asset negara/BUMN lewat jalur 'pengadilan' sudah modus umum dan mereka hampir semua menang. Berikut kultwit lengkap dari Pak Said Didu. [lelank]