Contact us

Ditemukan bahan bakar hidrogen dengan material murah

Asiksaja.com - Inovasi | Temuan terbaru penelitian di Laboratorium Michael Grätzel EPFL (26/09/2014) menunjukkan hal yang menggembirakan. Ilmuwan telah mampu memproduksi bahan bakar hidrogen yang berasal dari sinar surya dan air. Kombinasi antara sepasang sel surya (solar cell) yang terbuat dari mineral Perovskit dan elektroda murah, memberikan efisiensi konversi dari energi surya ke hidrogen mencapai 12,3%. Ini rekor terbaik dari penggunaan material umum dan murah. Selama ini untuk mendapatkan bahan bakar hidrogen dibutuhkan material langka dan mahali.

Upaya inovasi melalui berbagai penelitian yang berhubungna dengan energi surya adalah mendapatkan  kinerja optimal energi surya yang ditunjukkan dengan efesiensi konversi energi. Penelitian yang pernah ada seperti pada panel fotovoltaik silikon, sel surya yang di dye-sensitized, sel terkonsentrasi maupun penanaman termodinamik surya, kesemuanya adalah dimaksudkan untuk mencapai hasil efisien dimana di dapatkan jumlah elektron maksimal yang berasal dari cahaya surya.

Grätzel yang memimpin laboratorium Photonic and Interface di EPFL, telah menemukan banyak hal antara lain sel surya pewarna yang meniru fotosintesis pada tumbuhan, dan pengembangan metode yang bertujuan untuk menghasilkan bahan bakar hidrogen melalui upaya pemisahan air-cahaya matahari. Pengembangan untuk mendapatkan bahan bakar hidrogen tersebut memakai sel fotoelektrokimia yang dapat memecah air secara langsung menjadi hidrogen dan oksigen ketika terpapar sinar matahari. Bahkan mereka juga menggabungkan sel listrik dengan electrolyer yang dapat memisahkan melekul air.

Jingshan Luo dkk -mahasiswa pasca-doktoral Gratzel- memakai metode terakhir tersebut untuk menghasilkan efisiensi yang spektakuler. Perangkat yang mereka kembangkan saat ini terbukti telah mampu mengkonversi kedalam bentuk energi hidrogen hingga 12.3 persen yang terpancar oleh mahatari pada penyerap perovskit. Senyawa penyerap tersebut merupakan bahan yang murah dan mudah didapat karena bahan tersebut sering digunakan pada baterai mobil.Metode yang digunakan oleh Luo dkk memberikan beberapa keunggulan dibandingkan dengan yang pernah ada.

"Baik perovskit yang digunakan dalam sel dan nikel maupun katalis besi yang mampu membentuk elektroda merupakan sumberdaya yang melimpah dan tersedia di mana-mana" Jelas Luo. "Namun, walaupun murah dan mudah didapat, elektroda yang kami hasilkan setara dengan material mahal berbasis platinum yang pernah digunakan" Tambah Luo.

Ketika hidrogen di dapatkan maka harus disimpan sehingga dapat digunakan dalam keperluan apapun, di manapun. Nilai-nilai efisiensi yang tinggi di dasarkan pada karakteristik Perovskit, yaitu karakteristik yang menjelaskan kemampuan sel tersebut untuk menghasilkan rangkaian tegangan terbuka yang lebih besar dari 1 V. Pada silikon sel umumnya kaan erhenti pada 0,7 V. Oleh sebab itu 1.7 V atau lebih akan membutuhkan lebih banyak air elektrolisis untuk mendapatkan gas hidrogen yang bisa di pakai.





 via actu.epfl.ch